Pendahuluan
TikTok bukan lagi sekadar aplikasi hiburan dansa dan komedi. Dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan secara global, TikTok kini menjadi platform efektif untuk memasarkan produk, termasuk buku. Dengan algoritma “For You Page” (FYP) yang menampilkan konten berdasarkan minat, kreator memiliki peluang besar menjangkau audiens yang tepat tanpa harus memiliki ribuan followers. Artikel ini akan menguraikan langkah demi langkah cara menjual buku melalui TikTok, mulai dari membangun akun, merancang konsep konten, hingga strategi monetisasi dan analisis performa-semua disampaikan dalam bahasa sederhana dan mudah diikuti pemula.
1. Menyiapkan Akun dan Branding
1.1. Membuat Akun Profesional (Lanjutan)
Beralih ke akun TikTok Pro bukan hanya soal akses fitur tambahan-ini adalah fondasi profesionalisme Anda sebagai penjual buku. Dengan akun Creator, Anda bisa mengakses creator tools, memanfaatkan tendensi viral, dan bahkan bekerja sama dengan brand jika akun Anda berkembang. Sementara akun Business lebih cocok untuk toko buku, penerbit, atau penulis yang ingin tampil formal.
Perbandingan Singkat:
Fitur | Creator Account | Business Account |
---|---|---|
Akses Musik | Lebih luas | Terbatas pada musik bebas lisensi |
Analytics | Lengkap | Lengkap |
TikTok Shop | Bisa mendaftar | Bisa mendaftar |
Monetisasi Konten | Eligible untuk Creator Fund | Tidak eligible |
Tips Pemula:
- Jika Anda adalah penulis individu, gunakan akun Creator terlebih dahulu.
- Jika Anda menjual banyak judul atau buku dari berbagai penulis, gunakan akun Business.
Contoh Analisa Data yang Berguna:
- Jika Anda melihat audiens dominan berasal dari Bandung dan video tentang novel lokal paling banyak view, maka Anda bisa membuat video khusus bertema “Novel dengan latar Bandung yang bikin baper!” lalu tambahkan link beli buku di caption.
1.2. Optimasi Profil
Jangan anggap remeh tampilan awal profil Anda. Bayangkan pengunjung TikTok sedang scroll-hanya butuh 5 detik untuk memutuskan: “Ikuti atau lewati.”
Tambahan Elemen Penting Profil:
- Banner TikTok (Bio Cover): Gunakan kalimat ajakan seperti “Cari buku bagus? Scroll terus!”
- Sorotan Pinned: Video dengan testimoni pembaca, review viral, atau unboxing sebaiknya dipin agar membangun trust.
Langkah Bonus: Branding Visual
- Pilih warna dominan-misal kuning pastel atau biru laut.
- Gunakan font yang konsisten di semua thumbnail.
- Gunakan logo atau maskot jika Anda menjual lewat nama brand.
Contoh Profil Ideal:
- @bacabukuid
- Bio: “Rekomendasi buku self-help & fiksi lokal. Promo tiap Jumat!”
- Link in Bio: mengarah ke Linktree dengan tautan Tokopedia, Shopee, dan form WhatsApp.
- 3 Video Pin:
- Review viral 100k view
- Kompilasi testimoni pembaca
- Teaser buku yang akan launching
2. Memahami Audiens dan Tren TikTok
2.1. Riset Audiens dan Kompetitor
Kenapa riset audiens penting? Karena konten yang tidak sesuai selera target Anda akan gagal viral meski kualitasnya bagus. Ingat, TikTok adalah platform berbasis minat dan impresi awal, bukan sekadar kualitas teknis.
Cara Praktis Riset Audiens:
- Gunakan fitur pencarian TikTok dengan kata kunci: “buku fiksi”, “review novel”, “booktok indonesia”.
- Amati video yang muncul di FYP Anda-semakin sering Anda menonton konten buku, algoritma akan menampilkan creator sejenis.
- Buka kolom komentar. Apa yang audiens minta? Buku lain? Link beli? Atau kelanjutan review?
Tools Tambahan yang Bisa Digunakan:
- Google Trends: Untuk melihat tren judul atau genre buku.
- TikTok Creative Center: Untuk memantau hashtag dan sound yang sedang populer.
- Answer the Public: Untuk tahu pertanyaan umum seputar buku yang bisa dijadikan ide konten.
Tips Khusus Menyaingi Kompetitor:
- Jika kompetitor Anda rajin posting review, maka Anda bisa beda dengan fokus pada fun fact, spoiler ringan, atau buku underrated.
- Tawarkan “request konten” di kolom komentar agar followers merasa dilibatkan.
2.2. Mengikuti Tren dan Challenge
Mengikuti tren bukan berarti kehilangan identitas. Justru tren bisa menjadi jembatan menuju audiens baru yang belum kenal dunia perbukuan.
Contoh Sound yang Bisa Dimodifikasi untuk Konten Buku:
- Sound sedih → “Buku yang bikin kamu nangis dua hari berturut-turut…”
- Sound lucu → “Kalau karakter ini hidup, dia pasti…”
Challenge yang Bisa Anda Ciptakan Sendiri:
- #BukuMingguIniChallenge: Ajak followers baca satu buku bareng lalu bahas di komentar.
- #CoverVersusIsi: Tampilkan sampul buku yang terlihat membosankan tapi ternyata isinya luar biasa.
Tips Ampuh:
- Masukkan twist dalam video 3 detik pertama agar penonton tidak scroll.
- Tambahkan “comment kalau kamu juga ngerasain ini” untuk mendorong engagement.
- Kemas challenge dengan ajakan komunitas, misalnya “book club online”.
Bonus: Kolaborasi dalam Tren
- Duet dengan kreator lain yang sedang mengulas genre sama.
- Stitch dengan kreator yang bertanya, “Apa buku paling mindblowing yang kamu baca?”
3. Membuat Konsep Konten Menarik
Membuat konten yang menarik di TikTok bukan hanya soal tren, tapi juga soal kreativitas dan strategi. Algoritma TikTok menyukai konten yang cepat menarik perhatian, membuat orang menonton sampai akhir, dan memicu interaksi. Dalam konteks promosi buku, penting untuk mengubah materi bacaan yang sifatnya sunyi dan pribadi menjadi pengalaman visual yang komunikatif dan seru.
3.1. Jenis Konten Utama yang Efektif untuk Jualan Buku
Berikut adalah beberapa jenis konten yang terbukti sukses menarik perhatian pembaca potensial di TikTok:
a. Review Singkat (60 Detik)
Review pendek dengan struktur “Hook – Isi – CTA” adalah bentuk paling ideal karena memanfaatkan waktu singkat dengan pesan padat.
- Hook: Kalimat pembuka yang membuat orang berhenti scroll. Contoh:”Buku ini bikin aku mikir ulang soal hidup…”
- Isi: Sajikan 2-3 poin kuat, seperti kelebihan plot, gaya bahasa, atau relevansi tema.
- CTA (Call to Action): Ajak audiens untuk membeli atau baca lebih lanjut.”Kalau kamu pernah merasa gagal, kamu butuh buku ini. Link beli di bio ya!”
Tips:
- Gunakan subtitle agar mudah diikuti.
- Tampilkan cover dan highlight isi dengan efek transisi.
- Gunakan sound viral untuk menarik audiens baru.
b. Unboxing dan First Impressions
Video unboxing sangat disukai karena memberikan pengalaman nyata. Audiens merasa ikut menyentuh dan mencium bau buku baru.
Isi konten bisa mencakup:
- Ekspresi spontan saat membuka paket.
- Kualitas cetakan, kertas, dan desain cover.
- Ekspektasi terhadap isi berdasarkan blurb.
Variasi konten:
- Buka paket dari toko buku online.
- Bandingkan dua edisi berbeda (misal: edisi Indonesia vs luar negeri).
- Beri reaksi jujur terhadap layout atau ilustrasi.
c. Book Haul
Konten ini berisi kumpulan buku yang baru dibeli atau diterima. Cocok untuk:
- Memberi gambaran genre pilihan Anda.
- Menunjukkan tren buku yang sedang hits.
- Menimbulkan rasa FOMO (takut ketinggalan).
Struktur yang disarankan:
- Judul video: “Book Haul Akhir Bulan!”
- Urutkan buku berdasarkan kategori.
- Sertakan alasan membeli: rekomendasi siapa, cover menarik, atau viral di TikTok.
- Akhiri dengan pertanyaan terbuka: “Mana yang kamu mau aku review dulu?”
d. Rekomendasi Berdasarkan Mood
Audiens suka konten yang membantu mereka menyesuaikan buku dengan kondisi emosional atau situasi tertentu.
Contoh ide:
- “3 Buku buat kamu yang lagi patah hati”
- “5 Buku yang bikin kamu ingin hidup lebih pelan”
- “Kalau kamu suka drama Korea, kamu pasti suka buku ini”
Kekuatan konten mood-based:
- Sangat personal.
- Menghadirkan empati dan koneksi emosional.
- Membuat orang merasa “ditargetkan langsung”.
e. Behind the Scene (Bagi Penulis Buku)
Jika Anda adalah penulisnya, tunjukkan sisi proses kreatif Anda:
- Naskah awal dan perubahan plot.
- Meja kerja, buku referensi, atau notes pribadi.
- Tantangan selama menulis, seperti writer’s block atau riset lapangan.
Mengapa penting?
- Audiens suka melihat “manusia” di balik buku.
- Menumbuhkan loyalitas dan keingintahuan.
- Membantu branding sebagai penulis yang real dan relatable.
3.2. Teknik Storytelling Visual
Agar konten buku menarik di TikTok, teknik visual storytelling memegang peran kunci. Video yang sederhana sekalipun bisa tampil kuat bila dikemas dengan ritme dan estetika yang tepat.
a. Transisi Cepat
TikTok menghargai video yang dinamis. Potong klip setiap 2-3 detik untuk:
- Menjaga perhatian.
- Menyorot beberapa sudut pandang.
- Memberikan nuansa sinematik.
Contoh:
- Slide dari close-up cover → halaman isi → ekspresi wajah pembaca.
b. Teks di Layar
Teks membantu menyampaikan pesan bahkan ketika penonton menonton tanpa suara. Gunakan:
- Heading besar: Untuk judul atau hook.
- List poin: Untuk highlight isi buku.
- Emoji atau ikon: Untuk memperkuat nada emosional.
Gunakan kontras warna (misal teks putih di latar gelap) agar mudah terbaca.
c. Efek dan Filter Visual
Pilih efek yang mendukung nuansa buku. Misalnya:
- Efek vintage untuk novel sejarah.
- Glitch untuk buku misteri atau psikologi.
- Blur atau slow zoom untuk cerita emosional.
Kombinasikan musik dengan efek untuk menyempurnakan atmosfer.
d. Soundtrack dan Narasi
Gunakan musik latar untuk membangun mood:
- Lagu sedih untuk buku yang menyentuh.
- Musik tempo cepat untuk genre thriller.
Atau narasi singkat dengan suara Anda sendiri. Suara yang jujur, tanpa edit berlebihan, justru terasa lebih autentik.
4. Hashtag dan SEO TikTok
Banyak kreator TikTok gagal menjangkau audiens luas bukan karena kualitas kontennya buruk, melainkan karena mereka tidak tahu cara mengoptimalkan SEO dan hashtag. Padahal, ini adalah kunci distribusi organik.
4.1. Strategi Hashtag Campuran
TikTok memungkinkan hingga 100 karakter untuk hashtag. Kombinasikan:
- Hashtag Niche: Untuk menjangkau komunitas tertentu.
- #BookTokID
- #RekomendasiBuku
- #ReviewNovelIndo
- Hashtag Trending: Untuk mendompleng algoritma.
- #FYP
- #BukuViral
- #TikTokBookChallenge
- Hashtag Khusus Genre:
- #BukuSelfHelp
- #BukuRomantis
- #BukuAnak
- Hashtag Event atau Momen:
- #PromoBukuRamadhan
- #BulanLiterasi
Tips:
- Jangan gunakan terlalu banyak (idealnya 5-8).
- Rotasi hashtag sesuai konten.
- Uji kombinasi hashtag selama beberapa minggu untuk melihat yang paling efektif.
4.2. Optimasi Teks dan Caption
Selain hashtag, caption juga dilacak oleh algoritma TikTok. Caption yang baik akan memperkuat keyword dan mendorong interaksi.
Struktur Caption Efektif:
- Gunakan kata kunci: “Review buku motivasi untuk mahasiswa”.
- Tambahkan pertanyaan: “Kamu sudah baca buku ini belum?”
- Gunakan emoji untuk menarik perhatian visual.
- Sisipkan CTA: “Klik link bio untuk beli sekarang!”
Contoh Caption yang SEO-friendly:
“Novel coming-of-age ini bikin kamu flashback ke masa SMA. #BookTok #ReviewBukuRemaja”
5. Waktu Posting dan Konsistensi
Konten bagus tapi diunggah di waktu yang salah akan sulit menjangkau banyak orang. TikTok bekerja cepat, dan timing adalah kunci agar video Anda masuk ke halaman FYP (For You Page).
5.1. Menentukan Waktu Optimal
Manfaat TikTok Analytics:
- Mengetahui kapan followers Anda paling aktif.
- Menyesuaikan jam unggah agar video segera mendapat engagement.
Waktu Umum yang Direkomendasikan:
- Pagi (06.30-08.00): Cocok untuk konten ringan, motivasi harian.
- Sore (16.00-18.00): Siswa dan mahasiswa selesai sekolah.
- Malam (19.00-21.30): Waktu santai paling aktif di TikTok.
Tips:
- Uji berbagai jam unggah selama seminggu.
- Perhatikan video yang paling banyak views-nya, lalu sesuaikan jadwal.
5.2. Jadwal Konten Rutin
TikTok menyukai akun yang aktif dan konsisten. Buat kalender konten agar algoritma mengenali pola dan memberi Anda eksposur lebih luas.
Contoh Kalender Konten Mingguan:
- Senin: Review Singkat
- Rabu: Book Haul atau Rekomendasi Mood
- Jumat: Behind the Scene atau Unboxing
- Minggu: Live Q&A atau Promo Produk
Tools Pendukung:
- Gunakan aplikasi Trello, Notion, atau Google Calendar untuk menjadwalkan ide dan waktu posting.
- Siapkan konten cadangan (batch content) untuk menghindari bolong upload saat sibuk.
6. Kolaborasi dan UGC (User-Generated Content)
TikTok sangat mengandalkan komunitas. Semakin Anda melibatkan audiens dan sesama kreator, semakin besar peluang konten Anda menjangkau lebih banyak orang. Kolaborasi dan konten yang dibuat oleh pengguna (UGC) juga menciptakan rasa kepemilikan dan keterlibatan emosional dengan buku yang Anda promosikan.
6.1. Mengajak Followers Berkontribusi
Salah satu strategi paling efektif dalam membangun komunitas BookTok adalah mengajak followers ikut ambil bagian dalam konten. Ini menciptakan efek “viral alami” karena konten tersebar dari banyak akun.
Beberapa bentuk ajakan UGC yang bisa Anda coba:
- Duet Reaksi: “Duet video ini kalau kamu pernah menangis gara-gara buku ini!”
- Stitch Cerita: “Stitch video ini dan beri tahu bab favoritmu dari buku ini.”
- Challenge Bertema Buku: Buat challenge mingguan seperti:#BukuYangMengubahHidupku#BookFaceChallenge (meniru ekspresi karakter di cover) #TebakBukuDariQuote (berikan quote, ajak orang menebak judulnya)
Manfaat UGC:
- Menumbuhkan keterlibatan (engagement) tinggi.
- Meningkatkan kemungkinan muncul di FYP follower follower Anda.
- Meningkatkan social proof-semakin banyak yang bahas buku Anda, makin banyak orang penasaran.
Tips agar sukses:
- Gunakan sound dan hashtag yang sedang viral.
- Berikan insentif kecil: sebut akun terbaik dalam video Anda berikutnya atau beri diskon kecil untuk partisipan terpilih.
6.2. Kolaborasi dengan Kreator Buku Lain
Di TikTok, kolaborasi bukan soal saingan, tapi soal memperluas jaringan audiens. Bersatu dengan kreator lain di niche BookTok akan membuat Anda tampil di halaman FYP orang-orang baru-pengikut mereka!
Cara kolaborasi yang efektif:
- Duet atau Stitch Saling Lengkapi
Contoh: Kreator A mereview sinopsis, Kreator B menambahkan ulasan pengalaman membacanya. Ini menciptakan dialog antarkonten yang alami. - Live Bareng
TikTok Live bisa dilakukan bersama kreator lain. Anda bisa ngobrol santai soal buku, genre favorit, atau berdiskusi seputar penulisan. Jangan lupa sisipkan link pembelian di bio saat Live berlangsung. - Cross-Promotion
Anda mempromosikan buku mereka, mereka mempromosikan buku Anda. Cocok jika Anda menulis di genre serupa. - Komunitas Kolaboratif
Bentuk klub baca TikTok mini, ajak 3-5 kreator untuk mereview buku yang sama. Hasilnya bisa jadi thread video yang memperkaya diskusi.
Catatan penting:
- Pilih partner kolaborasi yang sefrekuensi gaya dan nilai.
- Pastikan kesepakatan kolaborasi jelas: apakah barter promosi, bagi hasil, atau paid review.
7. Teknik Penjualan Halus (Soft Selling)
Hard selling (menyuruh langsung untuk beli) sering dianggap memaksa di TikTok, terutama jika audiens belum mengenal Anda. Yang lebih efektif adalah pendekatan soft selling, yaitu menjual secara tidak langsung melalui cerita dan pengalaman emosional.
7.1. Storyselling: Cerita Dulu, Jual Belakangan
Apa itu storyselling?
Storyselling adalah teknik promosi di mana Anda mengemas informasi penjualan dalam bentuk narasi. Teknik ini membangun empati, ketertarikan emosional, dan mengajak audiens merasa “terhubung” dengan cerita sebelum akhirnya diarahkan untuk membeli.
Contoh format:
- “Waktu aku baca bab 5 buku ini, aku langsung inget masa kecilku yang nggak pernah bisa bilang ‘tidak’. Buku ini ngajarin aku batasan emosional. Dan ya… aku akhirnya beli dua eksemplar: satu buat aku, satu buat sahabatku.”
Manfaatnya:
- Membuat audiens merasa Anda tidak sekadar jualan.
- Konten jadi relatable dan jujur.
- Mendorong share dan komentar karena mengandung kisah pribadi.
Tips praktis:
- Jangan langsung ajak beli. Letakkan CTA di akhir video.
- Sisipkan elemen visual emosional (musik sedih, lighting hangat).
- Gunakan subtitle naratif agar audiens bisa ikut terhanyut.
7.2. Bundling dan Promo Khusus
Mengapa bundling efektif?
- Memberi nilai lebih kepada pembeli.
- Menumbuhkan urgency (“hanya 50 paket tersedia!”).
- Cocok untuk audiens TikTok yang impulsif.
Ide bundling:
- Buku + bookmark + pouch atau totebag edisi terbatas.
- Buku + journaling kit (stiker, kertas quotes, pulpen warna).
- Beli 2 buku dapat diskon + Free Ongkir.
Contoh CTA dalam video:
“Khusus followers TikTok, aku kasih kode promo BUKUFYP untuk dapetin diskon 15% dan totebag gratis. Cek link di bio sebelum kehabisan!”
Gunakan momen khusus:
- Promo ulang tahun buku.
- Bulan literasi nasional.
- Kolaborasi dengan event online (webinar, peluncuran buku).
8. Beriklan dengan TikTok Ads
Jika Anda memiliki anggaran promosi, TikTok Ads bisa membantu memperluas jangkauan konten Anda ke audiens yang belum mengenal Anda. Platform ini cocok untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan dalam waktu relatif singkat.
8.1. Pilihan Format Iklan TikTok
TikTok menyediakan berbagai jenis iklan yang bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan:
- In-Feed Ads
Iklan yang muncul di antara konten organik, tampak seperti video biasa tapi disertai tombol CTA (Buy Now, Learn More). Cocok untuk promosi bundling buku atau pre-order. - Branded Hashtag ChallengeKampanye yang mengajak pengguna membuat video dengan hashtag tertentu. Misalnya:#BacaBarengXYZ – tantangan membaca buku selama 5 hari, peserta dapat hadiah.
- TopView AdsVideo Anda tampil pertama kali saat pengguna membuka aplikasi. Cocok untuk peluncuran besar-besaran (misalnya saat launching novel baru).
- Spark AdsAnda bisa mempromosikan video TikTok yang sudah Anda buat sebelumnya agar tampil lebih luas. Ini mirip dengan “boost post” di Instagram.
Biaya TikTok Ads bervariasi tergantung audiens, durasi tayang, dan target klik. Mulailah dari budget kecil (misalnya Rp 100.000 per hari) dan uji coba konten mana yang paling efektif.
8.2. Targeting Audiens
TikTok memungkinkan Anda menentukan siapa saja yang melihat iklan Anda, berdasarkan:
- Usia dan Jenis KelaminMisalnya target pembaca novel remaja perempuan 15-25 tahun.
- LokasiFokuskan ke Indonesia, atau kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya.
- MinatPilih minat seperti “Books & Literature”, “Self-Development”, “Student Life”.
- Perilaku PenggunaAnda bisa menjangkau mereka yang suka konten edukatif, mengikuti akun bookstagram, atau sering belanja online.
Tips Optimasi:
- Gunakan thumbnail mencolok agar iklan tidak dilewat.
- Tampilkan testimoni atau quote menarik dari buku Anda di awal.
- Ukur performa iklan: klik, watch time, dan konversi ke pembelian.
9. Analisis dan Optimasi Konten
Setelah Anda mulai rutin membuat dan membagikan konten di TikTok, langkah selanjutnya adalah menganalisis performa dan mengoptimalkan strategi. Jangan hanya fokus pada jumlah followers-yang jauh lebih penting adalah engagement rate dan konversi ke penjualan. Tanpa analisis rutin, Anda akan kesulitan mengetahui mana konten yang efektif dan mana yang perlu ditingkatkan.
9.1. Menggunakan Analytics
TikTok Pro menyediakan fitur analytics yang sangat berguna. Anda bisa mengaksesnya melalui menu Creator Tools > Analytics di profil Anda. Di dalamnya terdapat tiga tab utama: Overview, Content, dan Followers.
Metrik Kunci yang Perlu Dipantau:
- Views (Jumlah Tontonan): Menunjukkan seberapa besar jangkauan konten Anda. Perhatikan apakah ada tren kenaikan atau penurunan setelah Anda mengubah jenis konten atau waktu posting.
- Watch Time (Durasi Tonton): Semakin lama penonton bertahan, semakin baik sinyal ke algoritma TikTok bahwa konten Anda relevan. Video dengan watch time tinggi cenderung lebih mudah masuk FYP.
- Likes, Comments, dan Shares: Indikator engagement. Banyak komentar bisa berarti topik Anda memancing diskusi. Banyak share menunjukkan konten Anda dianggap layak dibagikan ke orang lain.
- CTR (Click-Through Rate): Persentase penonton yang mengklik link di bio setelah menonton video Anda. Ini metrik penting untuk mengukur konversi ke penjualan.
- Follower Growth: Amati pertumbuhan pengikut-jika stagnan, bisa jadi Anda perlu menyegarkan konsep konten atau frekuensi posting.
Tips Praktis:
- Buat Google Sheets sederhana untuk mencatat metrik mingguan.
- Tandai video mana yang punya watch time tertinggi, lalu duplikasi format atau gaya penyampaiannya.
- Lakukan review setiap akhir minggu untuk mengevaluasi tren performa konten.
9.2. A/B Testing
Apa itu A/B Testing di TikTok?
A/B testing adalah proses membandingkan dua versi konten dengan perbedaan kecil untuk mengetahui mana yang lebih efektif. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan elemen-elemen kecil yang ternyata berdampak besar pada engagement dan konversi.
Elemen yang Bisa Diuji:
- Judul Video (Teks Pembuka): Apakah kalimat “Buku ini bikin aku nangis” lebih menarik dibanding “Review buku yang bikin baper”?
- Thumbnail: Apakah cover buku lebih menarik daripada ekspresi wajah dramatis?
- CTA: “Klik link di bio!” vs “Cek bukunya sekarang di deskripsi!”
- Durasi: Video 15 detik vs 30 detik.
Cara Melakukan A/B Testing:
- Buat dua versi video dengan elemen berbeda.
- Posting pada jam dan hari yang sama (untuk menghindari bias waktu).
- Pantau performa selama 48 jam.
- Lihat mana yang memiliki engagement rate, watch time, atau CTR lebih tinggi.
Contoh Skenario:
- Anda ingin tahu apakah penonton lebih tertarik pada unboxing atau review cepat.
- Posting dua video dengan buku yang sama: satu versi unboxing estetik, satu versi quick review dengan opini personal.
- Analisis hasilnya, lalu jadikan hasil tersebut panduan untuk konten selanjutnya.
Manfaat A/B Testing:
- Menemukan gaya konten yang paling resonan dengan audiens.
- Mengurangi buang-buang waktu dan energi pada format yang kurang efektif.
- Meningkatkan efisiensi proses produksi konten.
10. Studi Kasus Sukses
Untuk menunjukkan bahwa strategi ini benar-benar bisa diterapkan oleh siapa pun, berikut dua studi kasus dari dunia nyata yang bisa menjadi inspirasi Anda.
10.1. Toko Buku XYZ: Strategi Hashtag Konsisten dan BookHaul
Latar Belakang: Toko Buku XYZ adalah toko buku independen yang awalnya hanya berjualan melalui Instagram dan marketplace seperti Tokopedia. Mereka memutuskan masuk TikTok pada awal 2023.
Strategi:
- Mengunggah konten bertema #BookHaul setiap hari Rabu.
- Menggunakan format tetap: video transisi cepat, background music santai, teks overlay dengan harga dan genre.
- CTA di akhir: “Klik link di bio untuk pre-order.”
Hasil:
- Dalam 1 bulan, akun mereka tumbuh dari 800 jadi 10.000 followers.
- Penjualan naik 30% secara organik, tanpa biaya iklan.
- Video dengan engagement tertinggi adalah BookHaul tema “Buku-buku yang cocok untuk healing” yang tembus 500 ribu views.
Pelajaran: Konsistensi, pemilihan niche, dan visual menarik bisa jauh lebih efektif dibanding iklan berbayar.
10.2. Penulis Indie A: Storytelling dan Kolaborasi
Latar Belakang: Penulis A menerbitkan buku self-help secara independen, tanpa dukungan penerbit besar. Ia menggunakan TikTok sebagai sarana membangun pembaca awal.
Strategi:
- Membuat konten rutin bertema “Story Behind the Pages”: cerita pribadi yang menjadi inspirasi tiap bab buku.
- Membuka kolom komentar untuk sesi #AskMeAboutMyBook di mana audiens bisa bertanya isi buku, dan dijawab lewat video TikTok baru.
- Melakukan kolaborasi dengan ilustrator TikTok untuk membuat versi visual dari kutipan bukunya.
Hasil:
- Bukunya terjual 1.200 eksemplar dalam 2 bulan.
- Ia dilirik 5 brand lokal untuk kolaborasi merchandise (mug, kaos kutipan buku, jurnal).
- Komunitas pembacanya berkembang menjadi grup diskusi di Telegram dan newsletter aktif.
Pelajaran: Menggunakan pendekatan personal dan kolaboratif menciptakan koneksi emosional yang mendorong pembelian dan loyalitas pembaca.
Kesimpulan
TikTok membuka peluang besar untuk menjual buku dengan biaya minimal. Kunci suksesnya adalah kombinasi konten menarik, optimasi SEO TikTok, soft selling, dan analisis rutin. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, siapa pun-baik penulis, pemilik toko buku, maupun penerbit indie-bisa meraih engagement tinggi dan penjualan signifikan lewat TikTok.